Kamis, 17 Januari 2013

terus membujuk

"semua akan indah pada waktunya, sat.."

  itu yang kemarin jumat Raka, teman sekelasku katakan sambil mencoba melerai aku yang sedang berdebat dengan salah satu temanku yang lain. itu cukup membuatku untuk menghilangkan syaitan yang berusaha mengambil alih tubuhku, alih alih sambil istighfar. syaitan berusaha membujuk, "ayolah, balas temanmu tadi, siapa yang mulai duluan? ini adalah kesempatan emasmu untuk membalasnya, mau kapan lagi?" aku bisa merasakan bisikan itu, sangat keras sekali. lebih keras daripada sebuah bel sekolah yang setelah itu berbunyi, menandakan waktu tinggal 1 jam pelajaran olahraga saat itu.




 setelah mendengar kata itu, ada yang tidak beres dengan jiwaku. bukan berarti aku telah gila, sepertinya ada yang janggal dan salah saat itu. aku lihat ke sekelilingku, "mana yang salah?" aku menengok ke temanku yang tadi aku ajak berdebat. dia masih asyik bermain bola sepak di sisi lapangan sana. syaitan membujukku lagi "ayolah, buat dia terus gagal dalam permainan itu. biar dia dapat malu dan mendapat cacian karena dia sombong duluan, bukan begitu sat?" dalam hati aku berteriak, "jangan panggil aku sat! kita saja gak kenal satu sama lain.." "yasudah, itu kan cuma saranku saja, toh kalo kamu mau ikuti ya terserah. jangan suka memendam benci pada hatimu.." kata syaitan dengan nada mengakhiri.

 "istighfar sat.. istighfar.." kataku dalam hati.


 kata kata raka selalu kuingat. dan itu cukup membuatku dapat mengendalikan diri dari syaitan laknatullah.

sampai hari ini, terus saja terngiang kata itu. aneh. padahal kata kata raka yang selalu menyangkut dalam hatiku hanya kata kata yang membahas tentang "kesukaan" syaitan. dulu sekali dia pernah bilang, "Hidup itu seperti diperkosa, kalau tidak dilawan ya dinikmati saja.." astaghfirullah..

 sampai pada hari ini, kejanggalan itu akhirnya kutemukan. aku lihat dasbor blogger yang biasa kemarau berkepanjangan sejak aku followback afiya jadi berasa lebih "lembab". beberapa postnya yang ada di blognya lumayan membuat dasbor lebih bervariasi, tidak didominasi oleh lainnya.

 ada yang mencolok dari dasbor itu, post salah satu teman sekelasku, mitha. "be grateful.". dalam hatiku aku berpikir "wah, mungkin saja aku bisa mengejeknya dikelas dengan post ini" akupun segera membukanya.

"It feels funny when someone complains on something when he or she already has everything." 

kaget dengan kalimat pertama yang ia tulis. wah, sejak kapan dia berteori seperti ini? aku terus membaca. hingga akhirnya, aku tiba-tiba terdiam sejenak. aku sadar, hidupku dipenuhi dengan keluh kesah, kebencian, rasa iri dengki, hingga akhirnya dendam yang ditanam oleh syaitan. astaghfirullah.. kataku dalam hati. akupun segera menutup link tersebut.
" lho tumben salma sama afiya ngepost di weekday kayak gini.. " kataku sambil terheran heran.
kubaca satu persatu postnya. ternyata masalah Try Out ya. tapi ada yang mencolok di post salma. "aku bukan aku". tiba tiba tanganku menggerakkan mouse dan membuka itu. artikelnya juga membuatku jadi mawas diri. aku sering sekali tidak ingin menjadi diriku yang sebenarnya. diriku yang berani, oportunis, sering tersenyum, dan sengak. ternyata hidupku cukup serba salah juga ya, haha.

 "Allahuakbar Allahuakbar"

adzan isya sudah terdengar. akupun dengan bergegas segera ke masjid untuk melakukan kewajiban seorang pria muslim, yaitu shalat berjamaah di masjid.

dalam perjalanan aku terus memikirkan 2 post tadi.

 "ya Allah, bantulah hamba menjauh dari semua kepalsuan ini.."

dan sungguh pintar syaitan. dia memanfaatkan barisan shafku yang kurang rapat. beberapa kali dia berusaha merusak shalatku. dia selalu menyusupkan tentang 2 post tadi didalam shalatku.

jadi, intinya?
silahkan simpulkan sendiri.





sedikit kutipan :

M ; Bukankah manusia menjadi lebih mulia jika dibandingkan dengan makhluk lainnya, karena manusia diberi akal oleh Allah ?

S ; Ya, itulah yang membedakan. Tapi jangan lupa bahwa akal seringkali tidak jujur. Sering bersifat dengki, suka memaksa, melanggar aturan, jahat, suka disanjung-sanjung, sombong, yang ahirnya membuat manusia justru tidak berharga samasekali. Lebih hina dari makhluk lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar